Menabung Air Jadi Komitmen Maesa Group Jaga Kelestarian Air untuk Masa Depan
Maesa Group – Isu persoalan air mulai dari kekeringan berulang, banjir, serta penurunan permukaan air tanah turut menjadi perhatian Maesa Group Holding Company yang dalam praktik bisnis beberapa member perusahaannya juga bergantung pada ketersediaan air. Melihat hal ini, Maesa Group di awal tahun 2025 hadir dengan sebuah gebrakan bersama bertajuk Menabung Air.
Di homebase Maesa Group, di Kabupaten Ponorogo, launching Menabung Air dilakukan pada Kamis (30/1) pagi bertempat di Crystall Hall Maesa Hotel. CEO Maesa Group, Bobby Wibowo menyambut langsung Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang hadir dengan didampingi oleh sejumlah instansi pemerintahan daerah terkait. Maesa Group juga mengundang akademisi dari sejumlah perguruan tinggi, serta komunitas pegiat lingkungan hidup di Ponorogo untuk memberikan perspektif lebih bagi pelaksanaan Menabung Air.
Dalam pernyataannya di hadapan wartawan, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengapresiasi penuh inisiatif Maesa Group dalam menjawab persoalan masyarakat sekaligus menyukseskan program pemerintah. “PR-nya adalah menciptakan kesadaran bersama, dan hari ini sudah ada kesadaran serentak yang dipelopori rekan-rekan Maesa Group. Kita berharap ini bisa jadi sarana kita untuk saling menopang, saling mengisi, sehingga tujuan kita melalui gerakan ini bisa berhasil”, ungkap Bupati Sugiri.
Pada sesi Focus Group Discussion (FGD) yang dipandu oleh Dyah Damaryanti, Ph.D., perwakilan akademisi mengamini urgensi program Menabung Air yang akan diimplementasikan, salah satunya, dengan penggunaan biopori ini. Akademisi menyebut hal ini selaras dengan program Bupati Sugiri sebelumnya. Menurut akademisi, yang menjadi catatan yaitu bagaimana membuat masyarakat memiliki kesadaran serta pemahaman menyeluruh sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik.
Hal senada disampaikan pihak Dinas PU-PKP Kabupaten Ponorogo, yang turut menjelaskan implementasi program biopori Pemkab Ponorogo sejak 2021 belum berdampak maksimal akibat harus beradu cepat dengan aktivitas alih fungsi lahan. Menurut DPU-PKP, selain masyarakat umum, elemen pelaku usaha properti dan pengembang perlu ikut berkomitmen menyediakan area resapan air sehingga dapat mengurangi debit air yang mengalir langsung ke saluran pembuangan dan sungai-sungai.
Sementara itu Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo menyampaikan pandangan tentang kemungkinan pelibatan sekolah berstatus Sekolah Adiwiyata di Ponorogo dalam mendukung program ini. Menurut DLH, program ini dapat diadaptasi dan dipadukan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah yang melibatkan seluruh siswa, sehingga pelaksanaannya bisa lebih terkontrol dan terukur. DLH berharap Maesa Group dan Pemkab Ponorogo dapat bersinergi menyediakan infrastruktur yang cukup agar program ini bisa terlaksana secara massif.
Concern lain diungkapkan oleh komunitas Gempa Adventure. Kelompok pemerhati lingkungan yang kerap melakukan aksi bersih-bersih sungai ini ikut menyoroti fenomena penggunaan mesin sibel untuk menyukupi irigasi persawahan. Meski efektif menyediakan air, sibel dianggap banyak pihak berbahaya bagi ketersediaan air tanah dalam untuk jangka panjang, karena sifatnya yang cenderung eksploitatif. Gempa Adventure pun mendorong adanya upaya konkret untuk mengedukasi masyarakat tentang risiko serta bagaimana solusi atas problem tersebut.
Selaras, Bupati Sugiri Sancoko juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menentukan sukses atau tidaknya program ini. “Ini merupakan angin segar dari para pengusaha, yang merupakan aksi nyata atas kepedulian terhadap keseimbangan alam terutama pada air yang menjadi sumber utama kehidupan. Harapannya dengan aksi ini bisa menggugah kesadaran masyarakat”, pungkasnya.
Sementara itu CEO Maesa Group, Bobby Wibowo, berharap program ini dapat menjawab tantangan ketersediaan air di masa depan. Melalui program ini, Bobby ingin Maesa Group secara nyata berkontribusi meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga siklus air yang berkelanjutan. “Pengambilan air bawah tanah, apalagi yang tidak terkontrol melalui penggunaan pompa-pompa itu kan sebenarnya sangat berbahaya. Efek buruk yang sedang kita hadapi adalah ketika air terlalu banyak maka banjir, ketika air terlalu sedikit maka terjadi kekeringan. Maka solusinya adalah dengan biopori ini. Kita ingin air bisa kembali ke tanah, sehingga nanti bisa digunakan lagi”, tegas CEO Bobby.
Dalam launching ini, CEO Maesa Group, Bobby Wibowo secara simbolis menyerahkan tabung biopori kepada Bupati Sugiri Sancoko sebagai bentuk kerjasama dalam menyukseskan program ini. Menabung Air akan menjadi program sinergis Maesa Group untuk menyatakan langkah nyata serta komitmen gerakan bersama menjaga lingkungan hidup dan kelestarian air yang berkelanjutan di Kabupaten Ponorogo. – MG