M A E S A G R O U P

1 DEKADE MAESA BERTRANSFORMASI, SAATNYA MELIHAT MASA DEPAN

MAESA GROUP – Pandemi yang terjadi menghambat berbagai kegiatan terutama yang mengharuskan berinteraksi langsung dengan lawan bicara. Namun siapa sangka justru selama pandemi ini, acara bincang-bincang dalam Café CEO tetap di gelar meski secara online. Kegiatan yang digelar Maesa Group Holding Company dengan mengusung tema “1 Dekade Maesa Bertransformasi” pada, Jumat (24/09/2021) lalu itu berlangsung meriah. Acara Café CEO kali ini dibuat lebih seru dan berbeda meskipun konsepnya digelar secara online. Hal yang berbeda adalah peserta yang mengikuti Café CEO ini diberi paket yang nantinya di hanya boleh di buka saat kegiatan di mulai. Selain itu acara juga di buat lebih seru dengan adanya joged bersama. Walaupun secara online namun irama lagu sontak membuat para peserta berdendang dan ikut berjoged bersama. Adapun narasumber dalam acara ini yang tentunya orang – orang hebat yang sangat berpengaruh dalam tumbuhnya Maesa ini. Mereka diantaranya CEO Maesa Group Bobby Wibowo, Direktur CUN Motor Sugeng Santoso, Direktur Maesa Hotel Faris Fauzi, Direktur Pabrik Es Kristal PMP Group dan Ketua Koperasi SDM Arif Susilo, CFO Holding Company Anik Primawati, CEO MIT Andi Prasetyo, dan terakhir Direktur Bank Arthaya pada tahun 1997 – 2019 yakni Bapak Saut Simatupang. Diketahui bulan September 2021 ini menjadi momen spesial bagi perusahaan Maesa Group. Tepat 1 dekade bisnis keluarga yang didirikan oleh Hendro Wibowo berpindah tangan ke generasi kedua yaitu Bobby Wibowo sejak tahun 2011 silam. Setelah bisnis keluarga ini di prakasai Bobby Wibowo banyak terjadi transformasi perubahan rupa mulai dari bentuk, sifat, fungsi dan lain sebagainya. Dalam acara ini Moderator menjelaskan bahwa transformasi ini dimaksudkan atas dasar perjuangan Bobby Wibowo selama 1 dekade dalam mengelola bisnis keluarganya yang semulanya ialah perusahaan konvensional di ubah ke manajemen yang profesional dan modern. “Dimulai dari Fortune Hotel yang dulunya hotel daerah sekarang menjadi Maesa Hotel dengan pelayanan khas berbintang. Kemudian juga pabrik es yang awalnya perusahaan konvensional kini menjadi perusahaan yang dikelola dengan manajemen profesional. Selain itu, juga ada perusahaan – perusahaan baru yang di inisiasi oleh Pak Bobby,” ucapnya. Direktur Maesa Hotel Faris Fauzi dalam acara Café CEO ini menyampaikan bahwa 1 dekade di kepemimpinan Bobby Wibowo telah memberikan banyak hal khususnya dalam merubah Fortune Hotel menjadi hotel yang berkelas di daerah. “Pak Bobby pernah memberikan buku tentang Ganti Hati kepada saya. Buku itu memberikan saya untuk berubah dan ganti hati lebih besar. Dulunya saya bukan lah siapa – siapa. Saya di besarkan di lingkungan keras dan ekonomi yang lemah. Bahkan banyak orang tidak pernah mengganggap keberadaan saya. Namun justru Pak Booby selalu memperhatikan saya. Sehingga hal itulah yang menjadi saya terharu dan setia mengabdi bekerja di perusahaan Maesa,” kata Faris, sapaan akrabnya. Selanjutnya ada yang menarik dalam pembicaraan acara ini, ternyata Bobby Wibowo adalah anak saudara dari Direktur Cun Motor Sugeng Santoso. Tentu banyak orang yang tidak tahu dalam hal ini. “Saya dengan pak Bobby selalu memisahkan antara pekerjaan dan kekeluargaan atas dasar keprofesionalan. Secara pribadi, saya tanamkan dalam pemikiran bahwa adalah bawahannya Pak Bobby, bukan Pak Bobby atasan saya atau Pak Bobby pimpinan saya, meskipun ini sebenarnya sama saja. Tapi karena saya sadar bahwa saya bawahan maka posisi, tugas dan tanggung jawab akan jelas. Sebagai bawahan saya akan bersikap melakukan tugas, selalu berusaha berprestasi, selalu berusaha berinisiatif, supaya ada pencapaian, supaya dinilai bisa bekerja,” ujar Sugeng. Senada dengan hal itu, Saut Simatupang mengganggap bahwa pemimpin harus ada siklusnya. Ketika Bobby Wibowo masuk di Bank Arthaya menjadi pemimpin, banyak perubahan yang dilakukan agar perusahaan tersebut menjadi bank yang terpercaya di mata masyarakat. “Saya bangga kepada pak Bobby, karena dulu semasa kecilnya sering bersama saya. Kemudian ketika tumbuh besar justru menjadi pemimpin saya,” ujarnya. Sementara itu, dalam prosesnya Maesa bertransformasi ke digital ada seseorang yang berperan dalam hal ini. Ia adalah Andi Prasetyo yang saat ini sebagai CEO perusahaan MIT di Jakarta. Pria yang akrab di sapa Andi ini adalah orang di balik prosesnya digitalisasi perusahaan – perusahaan Maesa. Padahal Andi ini berasal dari Kota Jakarta yang kemudian rela bekerja bersama Bobby Wibowo di Kabupaten Ponorogo. “Awal mula pindah ke Ponorogo saya sempat syok, karena culture budaya yang berbeda dengan kehidupan di Jakarta. Namun karena atas kepercayaan pak Bobby saya memutuskan untuk membangun digitalisasi bersamanya. Pak Bobby adalah sosok type orang yang dapat di percaya, selain itu beliau juga menemani orang untuk berproses dalam melakukan segala hal,” kata Andi. Kemudian, 1 dekade ini juga memberikan banyak cerita dari seorang perempuan yang di juluki sebagai srikandi Maesa, dia adalah Anik Primawati. Perempuan yang akrab disapa Anik ini adalah satu – satunya perempuan yang kala itu masih muda namun dalam pekerjaannya di tuntut untuk mengurus segala hal yang ada di Cun Motor. “Saya masuk di Cun Motor itu tahun 2008, kemudian sampai di tahun 2013 pak Bobby mulai masuk di Cun Motor dimana titik Maesa mulai bertransformasi. Kemudian saya di beri amanah oleh pak Bobby sebagai direktur utama Cun Motor untuk membantu pak Bobby dalam mengelola Cun Motor. Namun sebelum itu saya sempat ingin mengajukan risegn karena selama 5 tahun dari tahun 2008 – 2013 tidak ada perkembangan sama sekali. Akan tetapi semenjak adanya pak Bobby masuk di Cun Motor semua tertata dengan rapi baik itu dari segi struktur organisasi, finansial dan system manajemennya,” ujarnya. Ketika Maesa bertransformasi di Cun Motor, ada gebrakan dari Bobby Wibowo dengan membuka 100 bengkel Ahass di berbagai kota. Selain itu Bobby Wibowo juga mulai membuka koperasi yang di beri nama Koperasi Sumber Daya Makmur. Pengelolaan koperasi ini memiliki tujuan bahwa sebagai keanggotaannya akan menjadi bagian dari pemilik saham di perusahaan Pabrik Es PMP Pakis. “Saya diberi tugas dari pak Bobby untuk membantu dalam pembukaan 100 Ahass. Saya di bantu dengan pak Heri melakukan pemetaan untuk gebrakan 100 Ahass, kemudian melakukan survei dibeberapa kota hingga 2 minggu tidak pulang ke rumah. Seiring berjalannya waktu karena adanya peraturan regulasi dari main dealer maka pembukaan 100 Ahass itu di stop pada tahun 2015 akhir,” ucap Direktur Pabrik Es Kristal PMP Group dan Ketua Koperasi SDM Arif Susillo. Lebih lanjut, Maesa akan terus berupaya untuk tumbuh dan maju. Hal itu berdasarkan komitmen tinggi dari seluruh share holder Maesa Group untuk melakukan pengembangan usaha sejalan dengan rencana ekspansi yang telah dicanangkan untuk Merajut Kota Menghubungkan Pulau dan Menyambut Indonesia, yang artinya Perusahaan Maesa Group menjalankan usaha di 5 pulau besar di Indonesia. “Bulan September 2021 ini momen 1 dekade saya memipin di Maesa. Dalam perjalanan Maesa banyak sekali perjuangan – perjuangan dari rekan – rekan yang ada disini. Masalah demi masalah di perjalanan Maesa hingga saat ini justru membuat kita semakin menjadi hebat. Karena adanya masalah – masalah itu kita dapat menghadapinya dan menjadi pengalaman yang hebat. Mari melihat 1 dekade kedepan, perbuat kebaikan dimasa yang akan datang. Berusaha untuk lebih baik dari 1 dekade sebelumnya,” kata CEO Maesa Group Bobby Wibowo. Selanjutnya, acara Café CEO di tutup dengan pengundian hadiah sekaligus sesi foto bersama. Sebagai informasi kegiatan Café CEO ini di ikuti 100 peserta dari berbagai kalangan baik itu dari lingkungan Maesa Group maupun dari umum.
Related Tags:
Social Share:

Leave A Comment